Senin, 01 Desember 2014

KISAH ANJING TUAN DAN TUAN ANJING     by : JOE STRADA                                             
         
             Bukan hal yang aneh jika seorang manusia memelihara anjing atau berteman dengan anjing barangkali.Tapi aku teringat kata pepatah yang mengatakan “kalau kita main dengan api pasti panas,kalau main dengan air pasti basah”.Nah,,kisah ini akan membuktikan,benar atau salah pepatah itu.
           Alkisah tersebutlah di sebuah negeri bernama “TABOD”yang diperintah oleh seorang Raja yang sangat serakah,namanya Panket.Dia sangat suka berburu binatang apa saja,kesehariannya         tidak pernah di lewatkan tanpa berburu.Pengawal setianya adalah seekor anjing yang selalu ikut kemanapun sang raja pergi,bahkan sampai ke kamar kecil sekalipun.Ada kabar burung yang mengatakan bahwa perceraian raja dengan isterinyapun karena sang raja lebih mencintai anjingnya ketimbang si isteri,bahkan ketika si isteri memintanya memilih antara dirinya dan si anjing, sang raja langsung mengusi isterinya sambil menggendong anjingnya.
           O.ya,anjing itu ia beri nama Boker,suatu hari raja ingin sekali makan daging Rusa,ia memerintahkan beberapa pengawal terbaiknya untuk mempersiapkan perlengkapan berburu.Esok paginya berangkatlah mereka menuju ke hutan yang terkenal banyak rusanya.Perjalanan memakan waktu 4 jam,menjelang siang sampailah mereka.Mereka beristirahat sejenak sambil melihat – lihat keadaan sekaliling.Raja duduk bersama anjing kesayangannya si Boker,tiba – tiba Boker berlari sambil terus menggonggong menuju arah semak – semak.Raja mengira anjing kesayangannya pasti telah melihat binatang buruannya.Mereka berlarian mengikuti si anjing,tiba – tiba keluar seekor Harimau dari arah semak – semak tersebut,tanpa fikir panjang lagi mereka lari tunggang langgang tak terkecuali sang raja dan anjingnya.
            Akhirnya mereka selamat dari kejaran Harimau tersebut,raja Panket memaki – maki para pengawalnya yang tidak menghiraukan dirinya dan Boker yang hampir menjadi makan siang si Harimau.Semua terdiam tak bergeming,bagi mereka makian seperti yang mereka terima hari itu sudah menjadi makanan sehari – hari setiap kali mereka berbuat kesalahan.
              Dengan perasaan kecewa,lelah dan bercampur dongkol siang itu mereka kembali ke istana tanpa membawa hasil.Raja Panket terus melontarkan makian sepanjang perjalanan bahkan ketika sudah sampai ke istanapun dia terus saja menggerutu.
             Malam itu raja Panket  dan Boker kelihatan sangat lelah sekali,saking lelahnya sudah tak mampu lagi untuk berbicara apalagi memaki para pengawalnya seperti yang kerap dia lakukan.Ketika raja Pantek
hendak menuju pembaringan tiba – tiba datang salah seorang pengawalnya menyampaikan bahwa ada seorang  nenek dan seoang gadis kecil ingin bertemu dengannya,raja Panket sangat marah  tubuhnya yang tadi terasa sangat lelah kini berubah drastis,wajahnya memerah menahan amarah yang sudah pasti dia tidak mampu menahannya.
            “Siapa gerangan yang berani mengganggu istirahat ku…..! Usir dia,atau kalau perlu penggal kepalanya….!!”,tanpa basa – basi lagi pengawal langsung mengusir si nenek dan anak kecil itu sambil mengancam akan memenggal kepala mereka kalau mereka tidak segera pergi.Tapi si nenek dan anak kecil itu bersikeras tidak mau pergi,mereka memaksa ingin bertemu raja Panket.Mendengar keributan tak kunjung reda akhirnya raja Panket keluar untuk melihat siapa sebenarnya si nenek itu yang berani sekali mengganggu ketenangannya.
               Raja Panket memerintahkan pengawal menanyakan apa maksud dan tujuan si nenek datang ke istana malam – malam begini,”hei,nenek peyot, apa sebenarnya tujuanmu ke sini”Tanya si pengawal denga nada sinis.”Aku hanya menginginkan sedikit makanan,kami sudah dua hari belum makan…”jawab si nenek.Mendengar itu raja Panket semakin berang dan langsung melontarkan cacian “hei nenek tak tau diri,pergi kau atau ku penggal kepalamu…..!”si nenek dengan pasrah menjawab “terserah tuan,tidak ada bedanya bagi kami pergi atau tidak,kalau kami pergi kami juga pasti mati kelaparan”.
              Tampaknya habis sudah kesabaran raja Panket,”tangkap mereka,masukkan dalam ruang bawah tanah.!”.Kemudian si nenek dan gadis kecil itu di kurung dalam penjara bawah tanah hanya karena meminta sedikit makanan.Hari demi hari mereka jalani dalam ruangan pengap tanpa cahaya matahari sedikitpun.Mereka dapat jatah makanan satu kali sehari,itupun sisa dari makanan si Boker anjing kesayangan raja Panket.Hampir setiap malam gadis malang itu harus melayani nafsu setan para penjaga disaksikan si nenek yang tidak mampu berbuat apa – apa,”Sungguh biadab!.Belum lagi perlakuan kasar,tendangan dan pukulan bukan hal baru bagi mereka.
            Tak tahan menanggung derita akhirnya si nenek mengambil jalan pintas dengan cara gantung diri setelah terlebih dahulu menghabisi nyawa sang cucu tersayang.Raja Panket memerintahkan pengawal segera membuang mayat mereka ke hutan “biar mayat mereka jadi santapan Harimau penjaga hutan itu,!” kata raja Panket sambil menggendong anjing kesayangannya.Tampaknya nyawa si nenek dan gadis kecil itu tidak ada harganya  sama sekali bagi sang raja,sejak saat itu sifat nya terus semakin tidak mencerminkan dirinya sebagai manusia.” Mana yang manusia dan mana yang binatang?”.
          Si Boker anjing kesayangan raja Panket atau si Panket anjing kesayangan raja Boker,jadi susah untuk membedakannya.Hampir tak ada bedanya,kalaupun ada cuma wajahnya dan cara berjalannya saja.……”Ah sudahlah yang pasti mereka sama –sama………………………….   

          Medan, 1 juli 2007                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar